SEJARAH KAMERA
Kamera merupakan alat yang
berfungsi untuk menangkap dan mengabadikan gambar. Kamera pertama kali disebut
sebagai camera obscura, yang berasal dari bahasa latin yang berarti ldquo;ruang
gelap&rdquo.
Camera obscura pertama kali ditemukan oleh
seorang ilmuwan muslim yang bernama Alhazen seperti yang dijelaskan pada
bukunya yang berjudul Books of Optics (1015-1021). Pada tahun 1660an ilmuwan
Inggris Robert Boyle dan asistennya Robert Hooke menemukan portable camera obscura.
Kamera pertama yang cukup
praktis dan cukup kecil untuk dapat digunakan dalam bidang fotografi ditemukan
pertama kali oleh Johann Zahn pada tahun 1685, nyaris lebih dari 150 tahun dari
anggapan bahwa semua ini mungkin terjadi.
Jacques Daguerre merupakan salah satu dari orang yang berperan
dalam dunia perkembangan teknologi kamera. Daguerre dilahirkan tahun 1787 di
kota Cormeilles di Perancis Utara. Waktu mudanya ia adalah seorang seniman.
Pada umur pertengahan tiga puluhan ia merancang "diafragma". Ia
tertarik dengan pengembangan suatu mekanisme untuk secara otomatis melukiskan
kembali pemandangan yang ada di dunia tanpa menggunakan kuas atau cat, yaitu:
kamera.
Di tahun 1827 ia bertemu dengan
Joseph Nicephore Niepce yang juga sedang mencoba (yang sejauh itu lebih sukses)
menciptakan kamera. Dua tahun kemudian mereka bekerjasama. Di tahun 1833 Niepce
meninggal, tetapi Daguerre tetap melanjutkan percobaannya. Menjelang tahun 1837
ia berhasil mengembangkan sebuah sistem praktis fotografi yang disebutnya daguerreotype. Tahun 1839 Daguerre
memberitahu publik secara terbuka tanpa mempatenkannya.
Metode daguerreotype dengan cepat berkembang dan banyak digunakan oleh
khalayak. Daguerre sendiri segera pensiun. Dia meninggal tahun 1851 di kota
asalnya dekat Paris. Seiring dengan berjalannya waktu, perkembangan teknologi
kamera semakin hari berkembang semakin pesat. Fungsi dan kebutuhan penggunaanya
pun semakin luas dirasakan oleh berbagai pihak.
Jenis-jenis Kamera
1. Kamera diam (Still camera)
a.
Kamera Kuno
Pada
masa awalnya kamera foto dikenal oleh masyarakat, bentuknya seperti binatang
tapir. Hanya bedanya ‘makhluk’ ini mempunyai kaki tiga (atau umumnya disebut
tripod), diujung moncongnya ada sebuah lensa yang fungsinya untuk mengambil
gambar.
Disisi
lainnya adalah tempat kita untuk melihat obyek yang ingin kita foto melalui
lensa. Kita harus menutup dengan kain pada saat ingin mengambil foto, karena
tidak boleh ada cahaya yang berlebihan pada saat gambar diambil.
Kemudian
kita dibantu oleh seseorang untuk memegangi lampu kilatnya. Lampu kilatnya
hampir sebesar kamera itu sendiri. Setelah kita mengambil lampu kilat akan
keluar asap yang menandakan bahwa cahaya baru saja dikeluarkan dari lampu kilat
ini.
b.
Kamera Modern
Kamera modern memiliki wujud fisik seperti mempuyai lensa, shutter, tombol zoom, flash meter dan sarung. Sedangkan kamera profesional, ukurannya hampir 2 kali kamera saku dengan bentuk lensanya yang menjulur ke depan seperi belali gajah. Lensanya dapat diatur jarak kejernihannya dengan cara diputar-putar belalainya supaya mendapatkan hasil foto yang maksimal.
Kamera digital
adalah sebuah pengembangan kamera modern dari sisi teknologi dan bentuknya.
Kelebihan dari kamera digital adalah kita dapat melihat hasil jepretan foto
kita sebelum dicetak.
Akibat dari
perkembangan teknologi, perusahaan-perusahaan yang sebelumnya bergerak di
bidang teknologi informasi pun ikut-ikutan membuat kamera digital, berikut
beberapa merk-merk ternama kamera digital diantaranya adalah Canon, Casio, Contax, Fujifilm,
Hewlett-Packard, Kodak, Konica, Minolta, Nikon, Olympus, Panasonic, Pentax,
Polaroid, Ricoh, Samsung, Sony, Zeiss, Zenit dan banyak lagi merk-merk lainnya.
2. Kamera bergerak
(Motion picture camera)
Kamera bergerak
maksudnya kamera ini berfungsi untuk merekam momen-momen indah anda kedalam
bentuk video. Tidak seperti still camera yang memungkinkan anda hanya merekam
gambar diam. Kamera bergerak seperti ini pun macamnya banyak, mulai dari kamera
video yang bisa masuk kantung atau dikalungkan hingga kamera untuk televisi.
Kamera seperti ini tidak bisa dicetak hasil ‘jepretannya’, tetapi hasilnya bisa
ditransfer ke dalam bentuk kaset video atau VCD.
Sama seperti
kamera diam yang punya 2 zaman, kamera bergerak pun begitu. Di era awal
kemunculannya, untuk merekam momen penting, kita harus meletakkan lensa pembidiknya
dekat dengan mata. Supaya dapat berkonsentrasi dengan obyek yang akan ambil.
Sekarang, kamera-kamera ini menggunakan LCD sebagai pengganti lensa pembidik
dari sisi mata.
3. Kamera Telepon
genggam (Handphone camera)
Saat ini ada beberapa vendor telepon genggam,
seperti Sony Ericsson, Nokia, Samsung,
LG, Motorola, Philips, dsb mulai meluncurkan produk HP berkamera. Keengganan
masyarakat yang mempunyai mobilitas tinggi inipun semakin banyak dan dapat
dipenuhi kebutuhannya dengan kehadiran sebuah Camera Phone.
Untuk kehadirannya memang sudah dikembangkan sekitar
abad XX. Namun kehadiran Camera Phone untuk yang pertama kali, berhasil
disajikan oleh salah satu vendor Jepang. Pengenalan ini terjadi sekitar tahun
1995. Semenjak inilah proses perkembangan Camera Phone terus maju pesat.
Bagian Body Kamera dan Fungsinya
Seperti yang
telah disebutkan diatas bahwa bagian kamera yang penting adalah body kamera dan
lensa. Pada body kamera jenis SLR dan TLR tedapat beberapa komponen dan
fungsinya sebagai berikut:
1. View
Finder (jendela pengintai) fungsinya untuk melihat obyek yang akan difoto.
2. Shutter
speed (skala kecepatan), untuk mengatur kecepatan membuka dan menutupnya
rana.
3. Rana fungsinya membuka dan menutup
untuk mengambil cahaya yang dibutuhkan dai kamera ke obyek pada saat shutter
release ditekan.
4.
Diafragma fungsinya untuk mengontrol atau mengatur ruang tajam pencahayaan.
Diafragma fungsinya untuk mengontrol atau mengatur ruang tajam pencahayaan.
5. Skala penunjuk ASA film, fungsinya
untuk menunjukkan ASA film yang dipakai.
6.
Shutter Release (tombol penembak), fungsinya untuk menembak secara manual.
Shutter Release (tombol penembak), fungsinya untuk menembak secara manual.
7.
Self Timer (penunda waktu), fungsinya untuk menangguhkan waktu pengambilan obyek yang akan difoto.
Self Timer (penunda waktu), fungsinya untuk menangguhkan waktu pengambilan obyek yang akan difoto.
8.
Pengokang (tuas untuk memajukan film), fungsinya untuk menggeser film yang telah dicahayai.
Pengokang (tuas untuk memajukan film), fungsinya untuk menggeser film yang telah dicahayai.
9. Tuas untuk menggulung film.
10. Lubang untuk memasukkan kabel sinkronisasi,
untuk menggabungkan kamera dengan flash.
11.
Tombol pelepas rana.
Tombol pelepas rana.
12.
Hot Shoe (sepatu panas), fungsinya untuk menempatkan flash.
Hot Shoe (sepatu panas), fungsinya untuk menempatkan flash.
13. Film Counter (penunjuk film yang telah
dipakai).
14. Tempat baterai untuk kamera.
15.
Tombol atau pengait penggulung film, fungsinya untuk menggulung film.
Tombol atau pengait penggulung film, fungsinya untuk menggulung film.
16. Tombol pelepas film.
17. Cermin, fungsinya untuk membuka dan
menutup pada saat shutter release ditekan.
18. Pengait film.
Lensa Kamera
Jenis lensa yang dikelompokkan
menurut luas sudut pengambilan gambar :
1.
Lensa
Sudut Lebar (Wide)
a. Ultra Wide (15,18,20mm). Daya jangkau cukup dan ruang tajamnya cukup besar. Banyak digunakan untuk foto pemandangan, jurnalistik, arsitektur. Kekurangannya bila belum menguasai prospektif dan komposisi obyek akan tampak kecil sekali dalam gambar.
b. Medium Wide (24,28,35mm). Dipakai
untuk interior juga arsitektur.
2.
Lensa
Datar
Lensa (50mm) kekuatan lensanya cukup tingi. Rancangan lensanya normal memang dibuat seperti layaknya pandangan mata kita, maka banyak digunakan untuk foto dokumentasi.
3.
Lensa
Tele
Lensa dengan jangkauan jauh,
agar benda di kejauhan tampak dekat.
-Medium Tele : 85,105,135,200mm
-Super Tele : 300,400,600,800,900,2000mm.
4.
Lensa
Vario (zoom)
Lensa yang mempunyai variasi panjang yang dapat
diatur sesuai dengan keinginan dan kebutuhan kita.
-Wide-Wide : 17-18,20-35mm.
-Wide-Normal : 35-70,28-70,24-70mm.
-Wide-Medium tele : 28-85,28-200mm.
-Medium-Super tele : 80-200,600-1200mm.
-Wide-Super tele : 35-350mm.
-Wide-Wide : 17-18,20-35mm.
-Wide-Normal : 35-70,28-70,24-70mm.
-Wide-Medium tele : 28-85,28-200mm.
-Medium-Super tele : 80-200,600-1200mm.
-Wide-Super tele : 35-350mm.
5.
Lensa
Konventer
Sebuah lensa yang dapat
meningkatkan kekuatan dan panjang lensa menurut angka pelipatnya. Sebagai
contoh, lensa konventer 2x 200mm dapat menambah kekuatan lensa 200mm menjadi
400mm.
PHOTOGRAPHY
Sejarah
Photography
Fotografi
(dari bahasa Inggris:
photography, yang berasal dari kata Yunani yaitu
"photos" : Cahaya dan "Grafo" : Melukis/menulis.)
adalah proses melukis/menulis dengan menggunakan media cahaya. Sebagai istilah umum, fotografi berarti proses
atau metode untuk menghasilkan gambar atau foto
dari suatu obyek dengan merekam pantulan cahaya yang mengenai obyek tersebut
pada media yang peka cahaya. Alat paling populer untuk menangkap cahaya ini
adalah kamera. Tanpa cahaya, tidak ada foto yang
bisa dibuat.
Prinsip
fotografi adalah memokuskan cahaya dengan bantuan pembiasan sehingga mampu
membakar medium penangkap cahaya. Medium yang telah dibakar dengan ukuran
luminitas cahaya yang tepat akan menghailkan bayangan identik dengan cahaya
yang memasuki medium pembiasan (selanjutnya disebut lensa).
Untuk
menghasilkan intensitas cahaya yang tepat untuk menghasilkan gambar, digunakan
bantuan alat ukur berupa lightmeter. Setelah mendapat ukuran pencahayaan yang
tepat, seorang fotografer bisa mengatur intensitas cahaya tersebut dengan
mengubah kombinasi ISO/ASA (ISO Speed), diafragma
(Aperture), dan kecepatan rana
(speed). Kombinasi antara ISO, Diafragma & Speed disebut sebagai pajanan (exposure).
Di era
fotografi digital dimana film tidak digunakan, maka kecepatan film yang semula
digunakan berkembang menjadi Digital ISO.
Jenis-jenis Aliran Fotografi
Berdasarkan
perbedaan lokasi pengambilan gambar, fotografi dibedakan menjadi dua tipe yaitu
Indoor dan Outdoor.
1.
Indoor Photography
Merupakan salah
satu tipe fotografi yang proses pengambilan gambarnya dilakukan di dalam
ruangan. Untuk melakukan indoor photography ini diperlukan cahaya
tambahan untuk membantu pencahayaan kamera yang berasal dari alat bantu seperti
lampu studio ataupun flash (blitz). Hal ini disebabkan karena cahaya yang masuk
dan tersedia dalam suatu ruangan tertutup tidak sebanyak cahaya yang tersedia
di ruang terbuka.
2.
Outdoor Photography
Merupakan tipe fotografi
berikutnya yang proses pengambilan gambarnya dilakukan di luar ruangan atau di
alam terbuka dengan memanfaatkan cahaya alam yang berasal dari matahari.
Sekalipun memanfaatkan cahaya matahari, outdoor photography masih
menggunakan tambahan cahaya buatan yang berasal dari flash jika ingin
memperjelas detail fokus kamera terhadap objek foto.
Dari kedua tipe fotografi
tersebut berkembang berbagai macam aliran fotografi yang kini dikenal, seperti fotografi jurnalistik, still life, potret,
comercial advertising, fashion, landscape, dan abstrak.
1.
Foto Jurnalistik
Merupakan
aliran fotografi yang merekam gambar apa adanya. Biasanya menggunakan lensa
wide 24mm atau lebih lebar lagi untuk merekam background yang lebih luas. Dalam
fotografi jurnalistik terdapat beberapa cabang, yaitu sports photography atau
foto liputan olahraga, war photography atau foto liputan perang ,
event photography atau foto liputan suatu kegiatan, dll. Dalam
fotografi jurnalistik sangat jarang ditemui foto yang telah di edit, sebab
dalam fotografi jurnalistik editing foto sangat dibatasi atau bahkan tidak
diperbolehkan. Sebab, seperti pengertian dan tujuannya aliran ini menyampaikan
hasil fotografi yang natural dan apa adanya tanpa dirubah dari aslinya. Contohnya
seperti foto-foto yang terdapat di koran.
2.
Foto Still Life
Merupakan
aliran fotografi yang merekam gambar benda mati yang ditemui sehari-hari,
termasuk benda-benda kecil (makro) dengan cara yang artistik dan menggunakan
cahaya tambahan.
3.
Foto Potret
Merupakan
aliran fotografi yang proses merekam gambarnya bisa dilakukan didalam ruangan
ataupun di ruang terbuka, dengan menggunakan cahaya alam yang berasal dari
matahari ataupun cahaya buatan yang berasal dari alat bantu. Aliran ini dianut
oleh para fotografer yang berspesialisasi mengambil gambar potret manusia atau
hewan yang umumnya digunakan sebagai tampilan.
4.
Foto Comercial Advertising
Merupakan
aliran fotografi yang proses merekam gambarnya biasanya dibikin menarik dengan
bantuan editing dan computer graphycs, dan bertujuan untuk
keperluan promosi atau iklan. Contohnya banyak terdapat di iklan-iklan dalam
media massa.
5.
Foto Fashion
Merupakan salah
satu aliran fotografi, dimana gambar yang diambil adalah benda yang berkaitan
dengan fashion. Jika gambar yang diambil objeknya adalah manusia, maka model
tersebut pastilah sudah di make up dengan tampilan yang direncanakan
dengan tampilan yang glamour. Contohnya banyak terdapat di
majalah-majalah fashion.
6.
Foto Landscape/ Pemandangan
Merupakan
aliran fotografi yang pengambilan gambarnya mengambil objek pemandangan atau
alam luas. Aliran ini biasanya dianut oleh para fotografer yang berjiwa
petualang dan gemar mengabadikan gambar alam yang indah seperti gunung, hutan,
padang rumput, laut, pantai, dll. Contohnya banyak terdapat dalam liputan
tempat wisata alam.
7.
Foto Abstrak
Merupakan
aliran para pemuja komposisi. Gambar yang diambil merupakan hasil komposisi
yang dilihat si fotografer di alam. Dari sebuah realitas tiga dimensi yang ada,
bisa tercipta jumlah yang tak terhingga komposisi foto abstrak.
0 comments:
Post a Comment