- Ambient lighting, yaitu pencahayaan seluruh ruang. Secara teknis
ambient lighting artinya total sinar yang datang dari semua arah, untuk
seluruh ruang. Sebuah lampu diletakkan di tengah-tengah ruang hanya salah
satu bagian dari ambient lighting. Tetapi bila ada sinar yang datang dari
semua tepi plafon, misalnya, terciptalah ambient lighting. Dalam membuat
ambient lighting, sinar haruslah cukup fleksibel untuk berbagai
situasi atau peristiwa yang mungkin terjadi di ruangan. Tidak mungkin
ruang makan selalu romatis.
- Local lighting, atau pencahayaan lokal. Pencahayaan jenis ini
ditujukan untuk aktivitas sehari-hari. Misalnya: membaca, belajar,
memasak, berdandan dan sebagainya. Pencahayaan dimaksud untuk membuat
mata tidak cepat lelah.
- Accent lighting, atau pencahayaan yang berfungsi sebagai aksen.
Selain contoh di atas, pencahayaan jenis ini bisa dipakai sudut tertentu,
barang tertentu menjadi menonjol. Pencahayaan seperti ini dapat membimbing
pengunjung untuk melihat suatu barang atau koleksi tertentu.
- Natural lighting, alias sinar matahari bahkan cahaya bulan. Bila
di desain sejak awal, pemanfaatan cahay matahari juga dapat membuat ruangan
menjadi terang.
Filter Cahaya
Perlu diperhatikan bahwa warna benda
transparan (misalnya filter cahaya), sangat bergantung pada warna cahaya yang
diteruskan. Sedangkan pada warna benda tidak transparan (seperti batu, daun dan
lainnya) tergantung pada warna yang dipantulkan. Jadi filter cahaya juga
berfungsi sebagai penerus warna-warna tertentu.
Teknik Pencahayaan
1. Fungsi Pencahayaan
Dalam
kehidupan sehari-hari cahaya berfungsi membantu identifikasi objek oleh indra
penglihatan/mata. Di bidang sinematografi pencahayaan memiliki fungsi fungsi
berikut:
a. menyinari obyek yang akan berhadapan
dengan camera,
b. menciptakan gambar yang artistik,
c. membuat efek khusus,
d. menghilangkan bayangan yang tidak
perlu / mengganggu.
2. Jenis Cahaya
Penjeniasan cahaya pada sinematografi dan fotografi
didasarkan pada fungsi pencahayaan tersebut. Berdasarkan fungsinya jenis cahaya
terdiri atas (1) cahaya kunci/cahaya utama (key light), (2) cahaya pengisi
(fill light), dan (3) cahaya belakang (back light).
Key light adalah cahaya yang lengsung mengenai objek dan bersifat dominan. Kebanyakan key light searah dengan kamera. Untuk tujuan menciptakan efek tertentu key light dapat ditempatkan di samping kamera sehingga cahaya mengenai sebagian objek.
Fill light adalah cahaya yang berfungsi mengisi. Key light yang mengenai salah satu sisi menimbulkan bayangan di sisi lain. Fill light berfungsi menimpa/menghilangkan bayangan key light. Fill Light juga berfungsi meratakan intensitas sinar pada ruangan. Jumlah fill light biasanya lebih dari satu disesuaikan dengan kebutuhan penghilangan bayangan. Back Light berasal dari belakang obyek, dan biasanya digunakan sebagai pembentuk gambar artistik dan memperkuat kesan (siluet, angker, misterius).
Dalam
seni pertunjukan, tata cahaya berada dalam disiplin teknik produksi bersama
dengan tata pentas, kriya panggung (stage craft) dan hal hal lain yang bersifat
sebagai pendukung visual suatu pergelarlan.dalam perkembangan seni pertunjukan
di Indonesia teknik produksi belum mendapat perhatian yang cukup bahkan dalam
pendidikan kesenianpun tidakada jurusan yang membuka peminatan teknik produksi
tersebut.
Dengan
semakin banyaknya festival-festival seni pertunjukan diberbagai kota maka
kebutuhan untuk mengemas pertunjukan menjadi sesuatu yang menarik dan lain dari
penyajian kelompok lain, maka kebutuhan pemahaman teknik produksi tumbuh. Namun
seringkali tumbuh kembangnya seni pertunjukan tidak seiring dengan
berkembangnya gedung pertunjukan. Akustik ruangan, penataan cahaya dan tata
teknik pentasnya seringkali tak memenuhi persyaratan minimal untuk suatu pertunjukan.
Dalam
situasi seperti itulah para pekerja dibelakang panggung merekayasa agar
pertunjukan menjadi sesuau yang berarti dan punya sumbangan dalam perkebangan
seni pertunjukun.
Studi-studi yang dilakukan oleh para pekerja belakang panggung pada umumnya dilakukan sendiri oleh para pelaku itu sendiri atau bersama-sama dengan kelompoknya atau kalau beruntung bisa mengikuti lokakarya-lokakarya yang diadakan oleh lembaga-lembaga kesenian yang punya pehatiandan keprihatinan terhadap perkembangan dunia seni pertunjukan.
Seorang penata cahaya disamping harus studi tentang teks, koreografi dan seni visual yang lain harus memahami tentang aspek teknik dari peralatan-peralatan yang akan menjadi media ekspresinya dan memahami karakter dari bentuk panggung dan auditoriumnya. Pemahaman teks bisa dipahami dengan mempelajari sejarah dan genre dari gaya pertunjukkannya. (buku-buku Yacob Sumarjo, Asrul Sani, Rendra, PW, NR, KA, dll). Pemahaman tentang tata teknik pentas dan teknik menggambar dapat dibantu dengan penguasaan komputer (Beamlight, Write Light, Daslight, Corel, CAD, Vector Work, wyswyg).
Studi-studi yang dilakukan oleh para pekerja belakang panggung pada umumnya dilakukan sendiri oleh para pelaku itu sendiri atau bersama-sama dengan kelompoknya atau kalau beruntung bisa mengikuti lokakarya-lokakarya yang diadakan oleh lembaga-lembaga kesenian yang punya pehatiandan keprihatinan terhadap perkembangan dunia seni pertunjukan.
Seorang penata cahaya disamping harus studi tentang teks, koreografi dan seni visual yang lain harus memahami tentang aspek teknik dari peralatan-peralatan yang akan menjadi media ekspresinya dan memahami karakter dari bentuk panggung dan auditoriumnya. Pemahaman teks bisa dipahami dengan mempelajari sejarah dan genre dari gaya pertunjukkannya. (buku-buku Yacob Sumarjo, Asrul Sani, Rendra, PW, NR, KA, dll). Pemahaman tentang tata teknik pentas dan teknik menggambar dapat dibantu dengan penguasaan komputer (Beamlight, Write Light, Daslight, Corel, CAD, Vector Work, wyswyg).
STUDI
TEKSTUAL
Mempelajari
naskah naskah drama, puisi, cerpen dan prosa. Sasarannya adalah melatih
kepekaan untuk melihat yang tersirat dalam teks itu, tangkas menyusun plot dan
menemukan berbagai perubahan susasana, ruang, pikiran-pikiran para tokohnya dan
menjalin struktur dramatiknya.
Dengan mempelajari latar belakang penulisnya maka akan ditemukan visi dari penulisnya yang bersangkutan. Karena inti dari penataan cahaya adalah membangun atmosfere bagi para tokoh yang sedang menghidupkan pentas. Tentu saja dalam hal ini diskusi dengan sutradara dan para pekerja artistik yang lain seperti penata set, dll menjadi suatu keharusan. Keputusan terahkir adalah pada sutradara.
Dengan mempelajari latar belakang penulisnya maka akan ditemukan visi dari penulisnya yang bersangkutan. Karena inti dari penataan cahaya adalah membangun atmosfere bagi para tokoh yang sedang menghidupkan pentas. Tentu saja dalam hal ini diskusi dengan sutradara dan para pekerja artistik yang lain seperti penata set, dll menjadi suatu keharusan. Keputusan terahkir adalah pada sutradara.
STUDI
PENTAS DAN AUDITORIUM
Karakter
dari pentas amat bergantung pada auditoriumnya dan masing masing pentas
mempunyai aura yang amat spesifik. Secara umum dapat dibagi menjadi 3 bentuk
yang berbeda, yaitu:
1.
Pentas
Proscenium
Bentuk pentas dimana penonton dengan
pentasnya dipisahkan oleh orkestra pit dan penonton melihat dari satu arah
saja. Pentasnya diberi frame seperti kamar yang dinding keempatnya dibuka.
(Wayang Orang, Kethoprak)
2.
Pentas
Arena.
Bentuk
pentas dimana pentas dan penontonnya berada dalam satu atap. Penonton melihat
pentas dari berbagai sisi yang pada umumnya 3 sisi. Variasinya amat banyak
seperti tapal kuda, lingkaran (theatre in round) dll.
3.
Trust
Gabungan antara pentas proscenium dengan teater arena. ( Sasono Langen
Budoyo).
Dari sekian banyak variasi pentas, prosceniumlah yang palik banyak memerlukan peralatan pendukung untuk membuat para penyaji betul-betul menjadi pusat perhatian para penontonnya.
Dari sekian banyak variasi pentas, prosceniumlah yang palik banyak memerlukan peralatan pendukung untuk membuat para penyaji betul-betul menjadi pusat perhatian para penontonnya.
STUDI TATA CAHAYA.
Studi
utama dari penataan cahaya adalah alam beserta seluruh isinya. Karena penataan
cahaya diatas pentas adalah peniruan dari apa yang terjadi di alam semesta raya
ini. Dari sumber cahayanyadapatlah dibedakan menjadi dua, yaitu:
Cahaya Langsung
Cahaya Langsung
Cahaya yang berasal dari matahari
dengan segala pantulannya.
Cahaya
Tak Langsung
Cahaya
yang berasal dari bulan dengan segala macam pantulannya.
Aplikasi
dari sumber pencahayaan alam tersebut diatas pentas menjadi sebagai berikut:
-Key Light
-Key Light
Cahaya
utama yang berasal dari lampu-lampu type profile, lekolite maupun ellipsoidale.
Karakter cahayanya tajam dengan pendaran cahaya yang dapat dibuat amat tajam
maupun menyebar karena adanya lensa planno convex yang dapat diatur jaraknya
dengan sumber cahaya. Biasanya digunakan untuk mencahayai wilayah yang khusus
dan pemakaian yang spesial.
-Fill Light
Cahaya
pengisi yang berasal dari lampu-lampu fresnell dan flood. Karakter cahayanya
lembut dan merata dari pusat hingga pinggir, karena sumber cahayanya dipecah
oleh lensa sperikel, namun cahayanya dapat dipusatkan maupun disebar dengan
mengatur jarak lensanya dengan sumber cahayanya. Biasanya digunakan untuk
mendapatkan suasana dengan menyiram panggung dengan warna- warna hangat maupun
dingin.
Untuk mencapai hasil yang maksimal tentang system tata cahaya, penata cahaya harus mempunyai pengetahuan yang cukup mengenai sistem jaringan listrik dan sgala aturan keselamatan pemasangan listrik.
Untuk mencapai hasil yang maksimal tentang system tata cahaya, penata cahaya harus mempunyai pengetahuan yang cukup mengenai sistem jaringan listrik dan sgala aturan keselamatan pemasangan listrik.
Distribusi
cahaya menjadi bagian yang penting dalam perencanaan tata cahaya agar seluruh
wilayah permainan dapat tercahayai, sehingga perubahan gerak dan ekspresi wajah
dapat diamati oleh penonton dengan baik. Melihat posisinya terhadap pentas,
maka pencahayaan dapat dibagi menjadi:
- Front Light
Cahaya
yang berasal dari depan pentas yang bertujuan untuk membuat wajah dapat
terlihat dari penonton. Jarak sumber cahaya dan objek cukup jauh maka
diperlukan profile, lekollite, ellipsoidale agar cahaya dapat dikendalikan,
karena dengan menggunakan shutter cahaya yang menerpa dinding proscenium dapat
dihilangkan
- Over Head
- Over Head
Cahaya
berasal dari atas kepala pemain dengan tujuan mencahayai area panggung dari
atas. Area khusus bagi pemain dengan menjatuhkan cahaya tegak lurus diatas
kepala pemain (downlight) meskipun beresiko bohlam menjadi lebih mudah putus
oleh panas yang tidak tersalur akibat posisi tersebut. Karena jarak yang tidak
terlalu jauh,type Fresnell dan Plano Convex (PC) menjadi pilihan. Namun karena
pertimbangan ekonomis PAR CAN Medium menjadi alternatif.
Down Light
Area
khusus bagi pemain dengan menjatuhkan cahay tegak lurus diatas kepala pemain,
meskipun beresiko bohlam menjadi lebih mudah putus oleh panas yang tak tersalur
akibat posisi tersebut. PC, Fresnell dan Lekolite menjadi pilihan, namun PAR
CAN Very Nerrow dapat menjadi alternatifnya.
- Back Light
Cahaya
yang berasal dari belakang pemain yang membuat bagian atas pemain menjadi lebih
terang dibanding bagian lain, dengan demikian pemain seakan-akan tidak menempel
dengan backdrop. Fresnell dan PAR Can Medium menjadi pilihannya.
- Side Light
- Side Light
Cahaya
berasal dari damping yang berguna mencahayai sisi kiri atau kanan pemain.
Cahaya ini amat dibutuhkan untuk karya tari utamanya balet karena banyak
gerakan angkat kaki dan lompat.
- Cyclorama
Cahaya
yang lembut dari atas (upper horizone) dan dari lantai panggung ( lower
horizone) yang berfungsi memberikan cakrawala dan perubahan-perubahan suasana.
Flood dan Striplight dengan berbagai variasinya menjadi pilihan.
Setelah melakukan riset atas kebutuhan artistik yang dikehendaki sutradara dan melakukan pendataan atas pentas yang akan digunakan untuk pertunjukan, mengamati latihan, mengukur lamanya perubahan dari satu adegan yang lain maka mulailah pekerjaan mendesain light plot. ( Denah panggung, lighting template, Vector Work, CorelDraw, CAD, Daslight dll)
Setelah melakukan riset atas kebutuhan artistik yang dikehendaki sutradara dan melakukan pendataan atas pentas yang akan digunakan untuk pertunjukan, mengamati latihan, mengukur lamanya perubahan dari satu adegan yang lain maka mulailah pekerjaan mendesain light plot. ( Denah panggung, lighting template, Vector Work, CorelDraw, CAD, Daslight dll)
Hasil
Kerja penata cahaya (paper work) berupa:
1.
Light
Plot:
Berupa
gambar penempatan posisi lampu, type, no channel/dimmer, warna dan arah lampu,
jarak.
2.
Hook
Up Channel:
Berupa list yang memberi informasi
no channel.
3.
Instrument
Schedule:
Berupa list yang memuat informasi
penempatan dan type lampu.
4.
Magic
Sheet:
Berupa List yang memberi informasi
kelompok warna, area dan no channel guna memudahkan ketika membuat Cue Sheet.
5.
Cue
Sheet:
Berupa list yang memuat daftar no
channel, intensitas dan lamanya perubahan tiap tiap cue.
Pelaksanaan persiapan pementasan biasanya diatur jadwalnya ole Stage Manager (SM), biasanya urutannya adalah pemasangan set, penataan lampu dan penataan suara. Seringkali nyaris dilakukan bersamaan karena masa persiapan yang amat singkat. Tangan dingin dan keceriaan serta ketegasan SM akan membuat situasi ini menjadi mudah.
Tahapan pekerjaan yang dilakukan oleh team tata cahaya setelah berkoordinasi dengan SM grup maupun SM dari gedung yng bersangkutan adalah sebagai berikut:
Instalasi:
Pekerjaan menggantung lampu sesuai type dan posisinya, memasang instalasi sesuai no chanell yang dikehendaki.
Pelaksanaan persiapan pementasan biasanya diatur jadwalnya ole Stage Manager (SM), biasanya urutannya adalah pemasangan set, penataan lampu dan penataan suara. Seringkali nyaris dilakukan bersamaan karena masa persiapan yang amat singkat. Tangan dingin dan keceriaan serta ketegasan SM akan membuat situasi ini menjadi mudah.
Tahapan pekerjaan yang dilakukan oleh team tata cahaya setelah berkoordinasi dengan SM grup maupun SM dari gedung yng bersangkutan adalah sebagai berikut:
Instalasi:
Pekerjaan menggantung lampu sesuai type dan posisinya, memasang instalasi sesuai no chanell yang dikehendaki.
Trim:
Menempatkan posisi lampu (batten)
pada ketinggian yang dikehendaki.
Channel List:
Channel List:
Mencek no channel apakah sudah
sesuai dengan hook up.
Focusing:
Focusing:
Mengarahkan cahaya ke area yang
dikehendaki sekaligus memasang filter lampu.
Plotting:
Plotting:
Menyusun lighting cue bersama dengan
para pemain dan sutradara agar area, suasana, intesitas sesuai dengan kehendak
sutradara. Pada proses ini seringkali terjadi proses diskusi yang amat seru sehingga
memakan waktu yang lama.
Dry Rehearsal:
Dry Rehearsal:
Latihan seluruh aspek teknik yang
diperlukan dalam pertunjukan, pergantian set, perubahan lampu dan efek-efek
suara dipandu oleh SM namun tanpa pemain. Seringkali disebut juga Technical
Rehearsal.
Dress Rehearsal
Latihan lengkap seluruh aspek
pemanggungan, pemain dengan make up dan busana lengkap dari awal hingga ahkir.
Seringkali gladi ini dijual kepada publik dengan harga yang lebih murah dari
hari pertunjukannya, juga untuk keluarga para pemain dan wartawan untuk melihat
bagaimana respon penonton. Komando dilakukan oleh SM beserta para crew yang
sudah terbagi sesuai tanggung jawab yang diberikan.
Dasar-dasar
Tehnik Pencahayaan Studio
Teknik
Pencahayaan Studio
Penerapan
teknis pencahayaan di studio memiliki beberapa keterbatasan. meskipun demikian,
anda harus dapat membuat lighting pada subjek foto seolah2 sumber cahaya y di
pakai merupakan yang alami. Tetapi walau bagaimana pun teknis lighting yg
dipakai tetap harus mengikuti teori cahaya dan pencahayaan. Pada dasarnya,
pencahayaan di studio dapat memanfaatkan sinar jendela (Window Lighting) dan
menggunakan cahaya buatan, saat ini yang akan di bahas adalah pencahayaan
Window Lighting.
Tehnik
Window lighting termasuk tehnik yg paling digemari karena lebih alami,
Rembrandt van Ryn salah seorang pelukis asal Belanda adalah salah seorang yg
sangat cermat memperhatikan arah datangnya cahaya dan banyak melukis dengan
sudut datang cahaya sekitar 45 derajat dari belakang atau 90 derajat dari
samping.
Dalam fotografi untuk menghasilkan efek cahaya rembrandt dengan memanfaatkan sinar dari jendela, untuk membatasi cahaya yg masuk digunakan tirai sebagai pemotong cahaya.
Dalam fotografi untuk menghasilkan efek cahaya rembrandt dengan memanfaatkan sinar dari jendela, untuk membatasi cahaya yg masuk digunakan tirai sebagai pemotong cahaya.
Kelebihan
dan kekurangan window lighting
Teknik
pencahayaan window lighting adalah teknik pencahayaan yang praktis dan mudah di
banding penggunaan lighting lainnya, namun demikian ada kelebihan dan
kekurangan dalam penggunaan teknik window lighting.
berikut
kelebihan dari pencahayaan window lighting:
Foto
yang dihasilkan menghasilkan/menampilkan cahaya yg lebih natural
Lokasi pemotretan dapat dilakukan dimana saja selama ruangan memiliki jendela dan matahari masih bersinar
Lokasi pemotretan dapat dilakukan dimana saja selama ruangan memiliki jendela dan matahari masih bersinar
Pemotretan
yang dilakukan di dalam ruangan memberikan rasa nyaman. Model tidak merasa
terganggu dengan peralatan lampu dan cahaya lampu flash, sehingga foto terlihat
dinamis dan tidak kaku.
Peralatan
yang di butuhkan relatif sedikit.
namun
demikian ada beberapa kekurangan dari tehnik ini antara lain:
Fotografer harus mengantisipasi keadaan cuaca yg berubah2, matahari yg bersinar tiba2 tertutup mendung atau tiba2 turun hujan.
Waktu pemotretan terbatas karena tergantung kondisi cahaya matahari
Jumlah model yang dipotret terbatas karena menghindari cahaya yg tidak merata dan detail foto yg tidak sempurna, semakin banyak jumlah model membutuhkan jendela yg cukup besar.
Ada beberapa hal yg perlu diperhatikan ketika melakukan tehnik window lighting,
Tinggi kamera letak kamera sebaiknya setinggi mata model atau paling tinggi setinggi dahi model karena jika terlalu rendah maka lubang hidung dan hidung akan terlihat kurang mancung. Demikian juga jika kamera terlalu tinggi maka dahi akan tampak lebar dan dagu mengecil. namun pada prinsipnya posisi kamera lebih rendah ato tinggi akan menghasilkan distorsi, distorsi akan berkurang jika menggunakan lensa dengan panjang focal 80-135mm.
Pengukuran Cahaya untuk menghindari bagian2 yang under dan over exposure, pengukuran cahaya dilakukan pada bagian yang terkena cahaya, terutama bagian wajah model, ada baiknya metering pencahayaan dinaikan 1/3 sampai 1/2 stop dari pengukuran cahaya sebenarnya agar ekposure yang di inginkan bisa diperoleh, namun hal ini tidak menjadi patokan tergantung ISO yg digunakan.
Fotografer harus mengantisipasi keadaan cuaca yg berubah2, matahari yg bersinar tiba2 tertutup mendung atau tiba2 turun hujan.
Waktu pemotretan terbatas karena tergantung kondisi cahaya matahari
Jumlah model yang dipotret terbatas karena menghindari cahaya yg tidak merata dan detail foto yg tidak sempurna, semakin banyak jumlah model membutuhkan jendela yg cukup besar.
Ada beberapa hal yg perlu diperhatikan ketika melakukan tehnik window lighting,
Tinggi kamera letak kamera sebaiknya setinggi mata model atau paling tinggi setinggi dahi model karena jika terlalu rendah maka lubang hidung dan hidung akan terlihat kurang mancung. Demikian juga jika kamera terlalu tinggi maka dahi akan tampak lebar dan dagu mengecil. namun pada prinsipnya posisi kamera lebih rendah ato tinggi akan menghasilkan distorsi, distorsi akan berkurang jika menggunakan lensa dengan panjang focal 80-135mm.
Pengukuran Cahaya untuk menghindari bagian2 yang under dan over exposure, pengukuran cahaya dilakukan pada bagian yang terkena cahaya, terutama bagian wajah model, ada baiknya metering pencahayaan dinaikan 1/3 sampai 1/2 stop dari pengukuran cahaya sebenarnya agar ekposure yang di inginkan bisa diperoleh, namun hal ini tidak menjadi patokan tergantung ISO yg digunakan.
Arah
Cahaya Cahaya matahari yang datang dari Utara (northlight) merupakan cahaya yg
paling tepat untuk tehnik ini dibandingkan cahaya yg datang dari arah lain.
Cahaya yg datang dari arah ini menghasilkan efek pencahayaan yg konsisten,
soft, dan dapat digunakan sepanjang hari.
Posisi Model dan Background Jauh dekatnya objek dengan jendela dapat mempengaruhi tampilan pada background. jika model lebih dekat dengan jendela maka akan dihasilkan bayangan pada wajah yg lembut dengan background yang terlihat gelap, jika model jauh dari jendela maka efek pada model akan terlihat lebih keras dengan background yg terlihat terang. Disini pengaturan pose model harus diperhatikan untuk bisa menonjolkan karakter dari model tersebut.
Posisi Model dan Background Jauh dekatnya objek dengan jendela dapat mempengaruhi tampilan pada background. jika model lebih dekat dengan jendela maka akan dihasilkan bayangan pada wajah yg lembut dengan background yang terlihat gelap, jika model jauh dari jendela maka efek pada model akan terlihat lebih keras dengan background yg terlihat terang. Disini pengaturan pose model harus diperhatikan untuk bisa menonjolkan karakter dari model tersebut.
Pencahayaan
dengan menggunakan Peralatan Studio
Sebelumnya
telah dibahas tehnik pencahayaan dengan menggunakan pencahayaan alami yaitu
sinar matahari, saat ini yang akan di bahas adalah pencahayaan dengan cahaya
buatan yaitu dengan menggunakan lampu studio. Dasar dari dari pencahayaan
studio sbenarnya mengacu pada sifat cahaya matahari, yaitu arah cahaya yang
ditimbulkan harus searah sehingga bayangan yang timbul hanya satu, seperti
sifat cahaya dari matahari.
1.
Pencahayaan
dengan menggunakan satu sumber cahaya.
Seorang fotografer hendaknya tidak
terkendala oleh keterbatasan alat untuk berkreasi, Seorang fotografer sebaiknya
memiliki konsep sebelum memulai pemotretan di studio agar ia dapat memanfaatkan
satu sumber cahaya. Pengetahuannya mengenai cahaya dan karakteristiknya dari
sumber cahaya yang digunakan sangat penting dalam membantu fotografer dalam
menghasilkan karya yang di inginkan. Metode penggunaan satu sumber cahaya
umumnya digunakan untuk membuat foto portrait dengan maksud untuk menampilkan
karakter atau profil yang baik.
Pemanfaatan satu sumber cahaya
secara maksimal dapat dilakukan dengan menggunakan aksesori yang terdapat di
sekitar, seperti kertas kalkir atau dengan mengubah posisi sumber cahaya
terhadap terhadap objek, Dibutuhkan kecermatan untuk menentukan posisi
pencahayaan terbaik yang dapat menampilkan objek secara tepat dan menarik.
a. Paramount/Hollywood/Butterfly
Pencahayaan
jenis ini sering dipakai di Hollywood pada era tahun 1940-1950an, efek yang
ditimbulkan oleh tehnik ini adalah bayangan yang mengikuti garis bawah lubang
hidung dan jika diamati akan memiliki bentuk seperti bentuk kupu-kupu.
Tehnik pencahayaan untuk mendapatkan bayangan tadi diambil dengan menggunakan lampu yang di arahkan tepat di depan model pada posisi yang lebih tinggi. Efek ini akan terlihat jelas pada sesorang yang memiliki struktur wajah yang bagus atau sempurna, Umumnya pemotretan jenis Fashion/Beauty lebih cocok dengan pencahayaan jenis ini.
Tehnik pencahayaan untuk mendapatkan bayangan tadi diambil dengan menggunakan lampu yang di arahkan tepat di depan model pada posisi yang lebih tinggi. Efek ini akan terlihat jelas pada sesorang yang memiliki struktur wajah yang bagus atau sempurna, Umumnya pemotretan jenis Fashion/Beauty lebih cocok dengan pencahayaan jenis ini.
b. Loop
Efek yang
didapat dari teknik pencahayaan ini adalah timbul bayangan di salah satu sisi
samping lubang hidung. Bisa berada di sisi sebelah kiri atau sisi sebelah kanan
sesuai dengan letak lampu yang di arahkan ke model. Pencahayaan ini mudah
diunakan untuk pemotretan keluarga besar atau perorangan.
c. Rembrandt
Seperti
pada pembahasan pencahayaan Rembrandt dengan Window Lighting, selanjutnya ide
ini diikuti oleh para fotografer dengan meletakan posisi lampu agak tinggi dari
objeknya ( dapat disebelah kiri atau kanan objek). Efek yang didapat adalah
bayangan segitiga yang terdapat pada bagian wajah mata disalah satu sisi wajah.
Pencahayaan ini biasanya digunakan fotografer yang ingin menampilkan sebuah
potret yang menonjolkan nilai artistik.
d. Split
Tehnik ini
menonjolkan sebuah foto yang lebih tertuju pada nilai artistiknya. Efek yang
dihasilkan berupa bayangan pada wajah yang terlihat setengah gelap dan setengah
terang. Posisi lampu diarahkan tepat disamping kiri atau kanan dan searah
dengan model. Biasanya kesempurnaan Split ini akan terlihat pada karakter wajah
yang memiliki kulit putih dan struktur hidung yang bagus.
Mengenal
Peralatan dan perlengkapan Studio Foto
Mengenal Peralatan dan perlengkapan Studio Foto
Mengenal Peralatan dan perlengkapan Studio Foto
1.
Ruang
Studio
Luas ukuran minimal dari studio foto tergantung dari jenis
foto apa yang akan dihasilkan, jika hanya Pas foto tentu saja tidak memerlukan
ruang studio yang luas seperti pada foo keluarga aau grup yang memerlukan
ruangan yang besar. Jadi tidak ada ukuran maksimal atau minimal dari studio
tersebut.
Pada
tahap awal studio dapat berukuran 3 x 4 m atau 4 x 6 m pertimbangannya
menyangkut perlengkapan yang harus disimpan seperti kamera, lampu background
dan lain-lain.
2.
Kamera
dan Lensa
Ada tiga jenis kamera saat melakukan pemotretan di studio,
yaitu kamera format kecil yg biasa disebut kamera 35mm, kamera medium format
dan kamera format besar. Setiap kamera memiliki kelebihan dan kekurangan. Untuk
pemotretan portrait, biasanya digunakan kamera format medium, sedangkan
pemotretan still life memakai kamera format besar. Akan tetapi bukan berarti
kamera format kecil atau kamera 35mm tidak dapat digunakan untuk pemotretan
studio. Saat ini sudah banyak studio foto yang memakai kamera dengan format
35mm untuk pemotretan portrait di studio.
Digital kamera format 35mm
Digital Medium Format
Digital Large format 200 mega pixel
3.
Cable
Release
Fungsi dari alat ini adalah sebagai
pengganti tombol pelepas rana. Alat ini akan memudahkan fotografer ketika
menekan tombol pelepas rana sehingga mengurangi risiko bergoyangnya kamera
(shake) terutama pade pemotretan dengan kecepatan rana rendah atau bulb.
4.
Electronic
Flash Head
Electronic Flash Head atau lampu
flash studio adalah lampu yang menyalurkan gas seketika dan memproduksi cahaya
berdurasi singkat.
Lampu Flash Studio
5.
Kabel
Sinkronisasi
Kabel ini berfungsi sebagai pemicu
agar lampu studio menyala yang mana kabel ini menghubungkan kamera dengan lampu
studio.
Kabel
Syncro
6.
Triger
dan receiver
Alat ini dipasang di kamera dan
lampu studio agar lampu studio bias menyala saat tombol rana kamera ditekan, pemasangan
alat ini dimaksudkan agar fotografer dapat leluasa bergerak tanpa direpotkan
oleh kabel sinkronisasi yang terpasang dikamera.
Triger
dan Receiver
7.
Alat
Pengukur Cahaya/Flash Meter / Light meter
Alat ini mengukur cahaya yang dikeluarkan oleh lampu studio
dan digunakan untuk menentukan bukaan diafragma yang seharusnya di pakai
dikamera, Sebelum menggunakan alat ini dilakukan penyetelan kecepatan rana dan
iso yang digunakan Flash Meter
8.
Alat
pengukur Suhu warna / Color Meter
Untuk mengetahui suhu warna/white
balance yang tepat dari sumber cahaya yang digunakan pada saat pemotretan
berlangsung digunakan alat pengukur suhu warna atau color meter. Alat ini
menginformasikan mengenai tinggi rendahnya suhu warna
sehingga bias didapat nilai dari white balance yang akan disetting di kamera
atau penggunaan filter warna yang tepat untuk kamera.
Suhu warna atau white balance dari lampu studio yang masih baru biasanya berkisar 5500 Kelvin atau lebih sehingga hasil yang didapat menjadi kebiru-biruan dan seiring dengan pemakaian dari lampu flash studio tersebut suhu warna berangsur-angsur turun hingga bisa mencapai 4300 Kelvin dan menjadi kekuning-kuningan. Dengan alat pengukur suhu warna tersebut maka akan bisa didapat suhu warna yang tepat.
Suhu warna atau white balance dari lampu studio yang masih baru biasanya berkisar 5500 Kelvin atau lebih sehingga hasil yang didapat menjadi kebiru-biruan dan seiring dengan pemakaian dari lampu flash studio tersebut suhu warna berangsur-angsur turun hingga bisa mencapai 4300 Kelvin dan menjadi kekuning-kuningan. Dengan alat pengukur suhu warna tersebut maka akan bisa didapat suhu warna yang tepat.
Color
Meter
9.
Standar
Reflektor
Biasanya setiap pembelian lampu
flash studio dillengkapi dengan standar reflector yang menghasilkan cahaya yang
langsung dan keras. Standar Reflektor
10.
Reflektor
Reflektor digunakan untuk memberikan
cahaya tambahan yang merupakan pantulan dari cahaya utama, reflector dipasaran
terdiri dari 3 warna yaitu putih, perak dan emas dimana masing-masing warna
mempunyai karakter dari pentulannya tersebut.
Reflektor
Reflektor
11.
Payung
Studio
Payung Studio digunakan untuk
menghasilkan efek bayangan yang lebih halus serta pancaran cahaya yang lebih
luas di bandingkan dengan standar reflector. Alat ini sangat efektif digunakan
pada pemotretan yang membutuhkan cakupan area cahaya yang luas, namun dibanding
dengan standar reflector pancaran cahaya dari payung ini lebih sulit di
arahkan.
Terbagi
menjadi 3 jenis yaitu Metal / Silver , Gold Metal dan Transparan ,
Metal / Gold Metal Umbrella Reflector : Melunakkan cahaya yang datang ke obyek agar lebih merata namun jika penempatannya kurang pas dapat membuat sinar yang datang ke obyek terlalu kuat dan menghasilkan bayangan pekat. Sifat cahaya yang dihasilkan kontras masih tinggi, kuat sinar berkurang 1-2 stop ( Gold metal : karaktrer sama hanya karakteristik warnanya Kuning / emas ) .
Transparan Umbrella reflector : Memiliki fungsi sama dengan Silver / Silver Gold Umbrella reflector , hanya saja cahaya yang dihasilkan lebih lunak, merata, dan lembut . ( biasanya banyak digunakan pada pemotretan Outdoor malam hari , karena dapat memberi efek cahaya yang rata namun lembut sehingga kekontrasan available Lightnya tetap menonjol ) . contoh Umbrella Reflector :
Metal / Gold Metal Umbrella Reflector : Melunakkan cahaya yang datang ke obyek agar lebih merata namun jika penempatannya kurang pas dapat membuat sinar yang datang ke obyek terlalu kuat dan menghasilkan bayangan pekat. Sifat cahaya yang dihasilkan kontras masih tinggi, kuat sinar berkurang 1-2 stop ( Gold metal : karaktrer sama hanya karakteristik warnanya Kuning / emas ) .
Transparan Umbrella reflector : Memiliki fungsi sama dengan Silver / Silver Gold Umbrella reflector , hanya saja cahaya yang dihasilkan lebih lunak, merata, dan lembut . ( biasanya banyak digunakan pada pemotretan Outdoor malam hari , karena dapat memberi efek cahaya yang rata namun lembut sehingga kekontrasan available Lightnya tetap menonjol ) . contoh Umbrella Reflector :
White Convertible Umbrella
Shoot Throught Umbrella/Transparance
Umbrella
Silver
Umbrella
12.
Softbox
Softbox digunakan untuk menghasilkan
efek cahaya yang lebih halus lagi dibandingkan dengan payung, cahaya yang
dihasilkan lebih terarah karena cakupan cahaya yang dihasilkan softbox lebih
terbatas, ukuran softbox juga mempengaruhi hasil yang didapat, semakin besar
ukuran softbox akan semakin lembut cahaya yang dihasilkan. Softbox dapat
menghasilkan efek bayangan persegi pada mata model. Softbox
13.
Octo
Dome
Octo Dome sama seperti Softbox
menghasilkan efek cahaya yang lebih halus dan cahaya yang terarah, selain itu
octodome menghasilkan efek bayangan segi delapan pada pupil mata model.Octodome
14.
Snoot
Snoot digunakan untuk mengarahkan
pencahayaan ke bagian tertentu saja agar mendapatkan efek spot, Alat ini
biasanya digunakan di diatas dan dibelakang objek untuk menyinari rambut
sehingga objek terpisah dengan latar belakang. misalnya untuk H
ALAT CUCI CETAK
- Cuci
§
Changing Bag
Kantong
hitam kedap cahaya yang berguna untuk mengeluarkan film dari selongsongnya
kemudian untuk kemudian digulung di roller dan dimasukkan ke dalam developer
tank. Terdapat dua lubang untuk masuknya tangan dan satu lubang besar
dengan dua resleting untuk masuknya peralatan cuci film.
§
Alat pemotong / gunting
Untuk
memotong film setelah digulung ke roller.
§
Developer tank
Tabung
berbentuk silinder yang kedap cahaya dan digunakan untuk mencuci film secara manual.
Di dalam alat ini terdapat roller yang berfungsi menggulung film dari
selongsong film.
§
Chemical
Cairan
untuk memproses film (proses cuci), yaitu
-
Developer, mengembangkan emulsi.
-
Stopbath, menghentikan pengembangan.
-
Fixer, menetapkan gambar.
-
Air, membilas hasil cucian dan cetakan.
-
Wetting agent, menghilangkan bercak-bercak pada film dan menghindari goresan
pada negatif
Chemical
di atas, dalam penggunaannya harus berurutan.
§
Thermometer
Untuk
mengukur suhu ruangan sebagai patokan waktu dalam mencuci film
§
Gelas Ukur
Untuk
memudahkan dalam menakar banyaknya chemical yang akan digunakan dalam memproses
film.
§
Penjepit film
Alat
yang berguna untuk mengeringkan film yang sehabis dicuci dengan cara digantung
untuk menghindari negatif terlipat-lipat dan menghindari baret.
- Cetak
§
Chemical
Chemical
yang digunakan untuk proses cetak disini sama saja dengan yang digunakan dalam
proses cuci tapi tidak memerlukan wetting agent.
§
Enlarger / vergroot apparaat.
Alat
untuk mencetak foto. Dengan lampu yang mempunyai watt besar untuk menyinari
negatif dan membakar kertas foto. Enlarger dihubungkan dengan timer yang
berfungsi untuk mengatur waktu yang diperlukan untuk menyinari negatif foto.
Perlengkapan enlarger hampir sama dengan kamera yaitu mempunyai pemfokusan dan
diafragma.
§
Bak
Berbentuk
segi empat untuk tempat chemical cetak yang ukurannya cukup untuk kertas foto
yang akan kita cetak (biasanya 10 R sampai 12 R).
§
Penjepit kertas
Untuk
menghindari kontak langsung dengan chemical dan meminimalisir baret pada hasil
cetakan, maka diperlukan alat yang satu ini.
§
Dryer / pemanas
Mengeringkan
kertas foto yang telah dicetak lebih merata agar foto tidak mengalami
bercak-bercak.
ALAT PENYIMPANAN DAN PERAWATAN PERALATAN FOTOGRAFI
1.
Dry Box
Lemari
anti lembab untuk menyimpan peralatan fotografi yang sangat rentan terhadap
serangan jamur terutama pada lensa. Lemari ini dilengkapi dengan lampu yang
mempunyai watt rendah (biasanya 2,5 watt) agar suhu lemari tetap terjaga dan
mengantisipasi kelembaban. Suhu yang dianjurkan adalah 20°C.
2.
Waterproof Bag
Tas
kedap air yang berfungsi sebagai tempat sementara peralatan fotografi pada saat
hunting ketika musim hujan, agar peralatan fotografi kita tidak basah.
3.
Blower Brush
Alat
yang dapat mengeluarkan semburan udara untuk membersihkan debu yang menempel
pada kamera.
4.
Tisu Lensa
Tisu
khusus untuk membersihkan lensa.
5.
Silica Gel
Zat
pengering yang digunakan untuk menangkal kelembaban
0 comments:
Post a Comment