latest Post

Pemakaian kata dalam artikel

BAB I
PENDAHULUAN
Dalam perkembangannya, bahasa Indonesia menyerap unsur dari berbagai bahasa lain, baik dari bahasa daerah, bahasa Sansekerta, Arab, Portugis, Belanda, Inggris dan bahasa asing lain. Sehingga penggunaan kata bahasa Indonesia dalam masyarakat pun menjadi beragam.
Namun masyarakat sendiri sebenarnya masih banyak yang belum mengetahui bahwa penggunaan kata yang mereka ucapkan sehari-hari sebenarnya masih banyak yang tidak sesuai dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) seperti : Musola/ musolah/mushola/musholah, ini adalah contoh penggunaan kata dari pengaruh bahasa Arab, yang benar adalah musala. Contoh lainnya adalah pengaruh dari bahasa daerah seperti, goa, yang seharusnya adalah gua, Ijin seharusnya izin.  Kebiasaan dan lingkungan pun ikut mempengaruhi tutur kata seseorang seperti, rempong yang berarti repot atau galau yang berarti gundah.
Penguasaan dalam menggunakan suatu kata, merupakan modal dasar di dalam pemakaian bahasanya. Penggunaan kata yang benar akan membantu seseorang dalam pengungkapan pikirannya secara cepat, tepat dan jelas. Sebaliknya, seseorang yang biasa menggunakan kata yang tidak sesuai akan kesulitan di dalam mengungkapkan pikirannya dengan cepat dan tepat, dikarenakan kata yang diucapkan akan memiliki kekaburan makna, sehingga interaksi yang dilakukan dengan orang lain akan terganggu.
Sehubungan dengan itu, maka dapat dikatakan bahwa kata merupakan unsur bahasa yang perlu diperhatikan dalam pemakaian bahasa Indonesia, terutama dalam membuat karya ilmiah atau artikel.
Dengan demikian, dalam tulisan ini, akan diberikan pemahaman tentang kriteria pemakaian kata yang benar. Sehingga dapat membantu peningkatan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar, bukan hanya dari pelafalan, tetapi juga dari penulisan, terutama pada kalangan remaja.
Maka dari itu, untuk memudahkan penulisan, penulis akan merumuskan beberapa masalah yang akan dikaji dalam paper ini, sebagai berikut :
1.      Apa pengertian dari kata ?
2.      Apa itu pemakaian kata yang benar ?
3.      Bagaiman pelafalan kata yang benar ?
4.      Bagaimana memilih kata yang baik ?
Berdasarkan masalah yang sudah dirumuskan, maka penulis akan menjabarkan beberapa teori  yang akan menjadi landasan dasar dalam pembuatan paper ini
1.      Pengertian Kata
Kata adalah bentuk bahasa yang bebas dan terkecil, yang paling harus terdiri atas satu morfem bebas yang dapat digunakan untuk membangun frasa, klausa, atau kalimat. Kata dipakai dalam berbagai lapangan kehidupan. Makna kata cenderung tidak pasti (tergantung dari konteksnya).
Kata dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu:
a.       Kata Baku 
-          Kata yang digunakan sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang telah ditentukan.
-          Kata baku digunakan dalam kalimat resmi, baik lisan maupun tertulis.

b.      Kata Tidak Baku 
-          Kata yang digunakan tidak sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang ditentukan.
-          Digunakan dalam bahasa sehari-hari.

No
Kata Baku
Kata tidak baku
1.
Ambulans              
Ambulan
2.
Analisa                  
Analisis
3.
Antre                 
Antri
4.
Apotek                   
Apotik
5.
Hakikat                  
Hakekat


Bentuk kata :
a.       Kata Dasar
Kata yang berupa kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan.
Contoh :
Ibu percaya bahwa engkau tahu
Buku itu buku baru
b.      Kata Turunan
Kata yang berisi imbuhan (awalan,sisipan,akhiran) ditulis serangkai dengan kata dasarnya.
Contoh : dikelola, menengok, mempermainkan, menyebarluaskan.
c.       Kata Ulang
Bentuk ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda hubung.
Contoh : anak-anak, buku-buku, berjalan-jalan, huru-hara, lauk-pauk.
d.      Gabungan kata
Gabungan beberapa kata dasar yang berbeda membentuk suatu arti baru.
Contoh : anak-istri, ibuk-bapak, apabila, daripada, manakala, meja tulis.
e.       Kata Ganti ku, kau, mu, dan nya
Ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya; ku, mu dan nya ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
Contoh : Bukuku, bukumu, dan bukunya tersimpan di perpustakaan.
f.       Kata Depan di, ke,dan dari
Ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya, kecuali di dalam gabungan kata yang sudah dianggap sebagai satu kata seperti kepada dan daripada.
Contoh :
Bermalam sajalah disini
Mari kita berangkat ke pasar
Ia datang dari Surabaya kemarin

2.      Pemakaian kata yang benar
Pemakaian kata adalah pemilihan kata (diksi) yang disesuaikan dengan lingkungan pemakaian bahasa tersebut.

Kesalahan Umum Tatabahasa
-           “Mari ikut kita ke rumah Mohan,” kata Lim dan Ali kepada Muin. (salah)
 “Mari ikut kami ke rumah Mohan,” kata Lim dan Ali kepada Muin. (betul)
-          Mereka-mereka itu berasal dari Sarawak. (salah)
Mereka itu berasal dari Sarawak. (betul)
-          “Ampunkan saya, tuanku” sembah Laksamana Bentan. (salah)
“Ampunkan patih, tuanku” sembah Laksamana Bentan. (betul)

Kata yang Benar adalah kata yang dibentuk/dibangun berdasarkan kaidah bahasa. Kata dalam bahasa Indonesia dibentuk melalui proses morfologis. Proses morfologis  yaitu proses pembentukan kata-kata dari satuan lain yang merupakan bentuk dasarnya. Dengan kata lain proses morfologis adalah peristiwa penggabungan morfem yang satu dengan morfem yang lain menjadi kata. Ciri suatu kata yang mengalami proses morfologis yaitu mengalami perubahan bentuk, mengalami perubahan arti, mengalami perubahan kategori/jenis kata. Terdapat tiga cara pembentukan kata melalui proses morfologis, yaitu afiksasi, reduplikasi, dan komposisi.

I.       Proses Morfologis
a.        Afiksasi
Afiksasi merupakan proses penambahan morfem afiks pada bentuk dasar.  Afiks tersebut dapat berupa prefiks (awalan), infiks (sisipan), sufiks (akhiran), konfiks dan simulfiks (imbuhan gabung).
- Prefiks: ber-, pe-,  peN- : berlari, pelari, pembunuh

- Infiks: er, el, em : gerigi, gelegar, gemetar

- Sufiks:  -kan, -i, -isasi, -wan, -man : bacakan, lempari, reboisasi, hartawan, budiman

- Konfiks: ke-an, per-an : kemanusiaan,  perlakuan, perbuatan

- Simulfiks:  memper-kan, diper-kan : mempertanggungjawabkan, diperlakukan


b.      Reduplikasi
Reduplikasi merupakan proses pengulangan bentuk dasar yang dilakukan dengan pengulangan seluruh, pengulangan sebagian, pengulangan berkombinasi dengan afiks, pengulangan berubah bunyi.


-          rumah-rumah
-          perumahan-perumahan
-          berlari-lari
-          mengata-ngatai
-          kebarat-baratan
-          sayur-mayur
-          lauk-pauk



c.       Komposisi
Komposisi merupakan suatu proses penggabungan dua atau lebih bentuk dasar sehingga menimbulkan makna yang relatif baru.  


-          rumah makan
-          pisang goreng
-          kumis kucing
-          tua renta
-          muda belia



Bahasa yang baik
Bahasa yang tidak baik
Aku, saya
Gue
Kamu
Elo
Di masa depan
Kapan-kapan
Apakah benar ?
Emangnya bener ?
Tidak
Gak
Tidak peduli
Emang gue pikirin !

3.      Pelafalan kata yang benar
Salah satu hal yang diatur dalam ejaan ialah cara pelafalan atau cara pengucapan dalam bahasa Indonesia. Pada akhir-akhir ini sering kita dengar orang melafalkan bunyi bahasa Indonesia dengan keraguan. Keraguan yang dimaksud ialah ketidakteraturan pengguna bahasa dalam melafalkan huruf. Kesalahan pelafalan dapat terjadi karena lambang huruf yang diucapkan tidak sesuai dengan bunyi yang melambangkan huruf tersebut.
Kaidah pelafalan bunyi bahasa Indonesia berbeda dengan kaidah bunyi bahasa lain, terutama bahasa asing, seperti bahasa Inggris, bahasa Belanda, dan bahasa Jerman. Dalam bahasa tersebut, satu bunyi yang dilambangkan dengan satu huruf, misalnya /a/ atau /g/, dapat diucapkan dengan berbagai wujud bunyi bergantung pada bunyi atau fonem yang ada di sekitarnya. Lain halnya dengan bahasa Indonesia, ketentuan pelafalan yang berlaku dalam bahasa Indonesia cukup sederhana, yaitu bunyi-bunyi dalam bahasa Indonesia harus dilafalkan sesuai dengan apa yang tertulis. Tegasnya, lafal dalam bahasa Indonesia disesuaikan dengan tulisan.

Perhatikan contoh berikut!
-          Teknik.  Lafal yang salah: tehnik.  Lafal yang benar: teknik [t e k n i k]
-          Energi.  Lafal yang salah: enerhi, enersi, enerji.  Lafal yang benar: energi [e n e r g i]

Masalah lain yang sering muncul dalam pelafalan ialah mengenai singkatan kata dengan huruf. Perhatikan pelafalan berikut!
-          TV.  Lafal yang salah: [tivi].  Lafal yang benar: [t e ve]
-          MTQ.  Lafal yang salah: [emtekyu], [emtekui].  Lafal yang benar: [em te ki]

Hal yang perlu mendapat perhatian ialah mengenai pemakaian dan pelafalan huruf pada penulisan dan pelafalan nama diri. Di dalam kaidah ejaan dikatakan bahwa penulisan dan pelafalan nama diri, yaitu nama orang, badan hukum, lembaga, jalan, kota, sungai, gunung, dan sebagainya disesuaikan dengan kaidah ejaan yang berlaku, kecuali kalau ada pertimbangan lain. Pertimbangan yang dimaksud ialah pertimbangan adat, hukum, agama, atau kesejahteraan, dengan kebebasan memilih apakah mengikuti Ejaan Republik (Soewandi) atau Ejaan yang Disempurnakan. Jadi, pelafalan nama orang dapat saja diucapkan tidak sesuai dengan yang tertulis, bergantung pada pemilik nama tersebut.
Demikian pula halnya dengan pelafalan unsur kimia, nama minuman, atau nama obat-obatan, bergantung pada kebiasaan yang berlaku untuk nama tersebut. Jadi, pemakai bahasa dapat saja melafalkan unsur tersebut tidak sesuai dengan yang tertulis.

Perhatikan contoh berikut!
-          Coca Lafal yang benar: cola [ko ka ko la]
-          HCI Lafal yang benar: [Ha Se El]
-          CO2 Lafal yang benar: [Se O2]
Kaidah pelafalan yang perlu dibicarakan di sini ialah pelafalan bunyi /h/. Pelafalan bunyi /h/ ada aturannya dalam bahasa Indonesia. Bunyi /h/ yang terletak di antara dua vokal yang sama harus dilafalkan dengan jelas, seperti pada kata mahal, pohon, luhur, leher, sihir. Bunyi /h/ yang terletak di antara dua vokal yang berbeda dilafalkan dengan lemah atau hampir tidak kedengaran, seperti pada kata tahun, lihat, pahit. Bunyi /h/ pada kata seperti itu umumnya dilafalkan dengan bunyi luncur /w/ atau /y/, yaitu tawun, liyat, payit.

4.      Memilih kata yang baik
a.       Syarat-syarat Ketepatan Pilihan Kata
-          Membedakan makna denotasi dankonotasi dengan cermat.
Contoh :
diamankan → ditahan
disesuaikan →  dinaikkan
dikendalikan → diatur
-          Membedakan makna kata secara cermat kata yang mirip ejaannya.
Contoh:
Interferensi (saling memengaruhi) dan inferensi  (kesimpulan).
Sarat (penuh/bunting) dan syarat (ketentuan)
-          Tidak menafsirkan makna kata secara subjektif berdasarkan pendapat sendiri. Jika pemahaman belum dapat dipastikan, pemakai kata harus menemukan makna yang tepat dalam kamus.
Contoh:
Modern  sering diartikan secara subjektif canggih. Menurut kamus modern  berarti terbaru atau mutakhir.
-          Menggunakan kata umum dan kata khusus secara cermat. Untuk mendapatkan pemahaman spesifik karangan ilmiah sebaiknya menggunakan kata khusus.
Contoh: mobil (kata umum),  corolla (kata khusus,sedan buatan Toyota).
-          Menggunakan dengan cermat kata bersinonim.
-          Contoh:
Pria  dan laki-laki ,
Saya dan aku ,
Buku dan kitab 

b.      Syarat-syarat Kelayakan Pilihan Kata
Syarat-syarat kelayakan berarti pemakaian kata dengan memperhitungkan kepantasan atau kepatuhan kata tersebut digunakan menurut daerah, waktu dan gaya penggunaanya.


standar
tidak standar
mengatakan
bilang
membuat
membikin
tidak
enggak/endak
     
kata lisan Takbaku
kata tulis baku
boleh dibilang
boleh dikatakan
bercokol
tinggal
gampang
mudah
gelandangan
tunawisma







kata ilmiah
kata populer
harmonis
sesuai
argumen
bukti
konklusi
simpulan






c.       Syarat-syarat Kecermatan Pilihan Kata
Kecermatan pilihan kata, berhubungan dengan ekonomi bahasa dengan pemakaian kata yang efisien/tidak berlebihan. Misalnya : Penggunaan kata yang bersinonim : Agar supaya, adalah merupakan, demi untuk, seperti misalnya, contoh….dan lain-lain, hanya…saja.



                        Kolokasi Keliru                                 Kolokasi Tepat
Mendapat untung                                Mendapat keuntungan
Lebih (…) dari                                    Lebih (…) daripada
Setuju terhadap                                   Setuju dengan
Banyak orang-orang                            Banyak orang

d.      Syarat-syarat Kecergasan Pilihan Kata
Kecergasan pilihan kata (ketangkasan dan kegesitan). Penggunakan kata secara cergas berarti menggunakan kata secara berarti, menggunakan kata secara cekatan, gesit, dan tangkas.   
Kata-kata yang digunakan harus:
-          Segar (tidak usang)
-          Bervariasi (tidak monoton)
-          Menghindari pengulangan kata yang berlebihan sehingga karangan yang dihasilkan tidak kaku karena monoton.

Contoh :
Kata Asing                                                     Kata Indonesia
workshop                                                         lokakarya/sanggar kerja
input                                                                masukan                     
output                                                              keluaran
image                                                              citra
optional                                                           mana suka

Kata Serapan                                                            Kata Sinonim
relevan                                                             gayut                          
kontradiktif                                                     bertentangan
generalisasi                                                      perapatan
logika                                                              penalaran

Dalam penulisan ini menggunakan metode qualitative research. Dalam pengumpulan data-data dalam penelitian ini penulis menggunakan studi kepustakaan (library research), dengan merujuk kepada artikel, buku-buku, dan internet. Dalam pengumpulan data-data tersebut penulis lebih mengacu kepada data-data dari internet dan buku-buku.

BAB II
PEMBAHASAN

1.      Anilis Penggunaan Kata Dalam Artikel Pertama : Google Rilis Aplikasi Field Trip untuk iOS

No
Pemakaian kata yang kurang tepat
Pemakain kata sesuai
Keterangan
1.
mau
ingin
Kata ‘mau’ termasuk kata tidak baku. Jadi diganti dengan kata baku yang benar yaitu ‘ingin’
2.
jajaki
menjajaki
Dari kata dasar jejak.
Kalimat ‘berbagai bidang lain sudah ia jajaki’ diganti dengan kalimat yang lebih tepat ‘Ia sudah menjajaki berbagai bidang’.
3.
baru baru
baru-baru
Gunakan tanda hubung untuk penulisan kata ulang
4.
mampu untuk
mampu
Kalimat ‘Aplikasi ini mampu untuk memberikan informasi’, diganti dengan ‘Aplikasi ini mampu memberikan informasi’, untuk menghindari perulangan kata yang berlebihan.
5.
enak
sedap
Penggunaan kata ‘enak’  terdengar kurang tepat, maka lebih tepatnya diganti dengan kata ‘sedap’
BAB III
SIMPULAN DAN SARAN
A.     Simpulan
Penggunaan kata yang tidak sesuai dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dalam penggunaan bahasa Indonesia dapat menimbulkan dampak positif maupun negatif. Dampak positif nya ialah komunikasi sehari-hari dengan menggunakan bahasa Indonesia yang berisi  kata-kata yang kurang tepat terkadang terdengar lebih mudah, flexibel, singkat, dan familiar. Namun, dampak negatifnya yaitu, tersamarnya identitas kita sebagai Bangsa Indonesia yang mempunyai bahasa pemersatu yaitu bahasa Indonesia dikarenakan peningkatan penggunaan bahasa Indonesia yang kurang baik ini.

B.     Saran
            Sebagai anak-anak Bangsa Indonesia kita seharusnya lebih mencintai Bahasa Indonesia. Walupun, dalam komunikasi sehari-hari kita menggunakan bahasa dengan penggunaan kata yang tidak terdapat dalam kaidah Bahasa Indonesia yang benar. Tapi, setidaknya kita menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar saat berada dalam forum-forum resmi. Kepada para pengajar, pendidik, dan pembimbing, diharapkan dapat lebih menumbuhkan rasa nasionalisme terhadap Bangsa Indonesia kepada anak-anaknya dengan salah satu cara mengajarkan mereka tentang tata cara penggunaan kata dalam berbahasa.

Daftar Pustaka
WS, Indrawan. 1999. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Masa Kini. Jombang: Lintas Media.
Paramita, Stefanie. 2000. Sari Kata Bahasa Indonesia. Jombang: Lintas Media.
I Nengah Sukartha, I Nyoman Suparwa, I G.N.K. Putrayasa, dan I Wayan Teguh. 2011. BAHASA INDONESIA AKADEMIK untuk Perguruan Tinggi. Edisi I. Denpasar: Swasta Nulus.
Dewi Amara. “6. Kata Dan Istilah”. 25 November 2014. http://www.scribd.com/doc/221865481/6-Kata-Dan-I

About Unknown

Unknown
Recommended Posts × +

0 comments:

Post a Comment